
Raksasa teknologi telah menghadapi waktu yang cukup kritis terkait praktik data akhir-akhir ini. Perusahaan seperti Facebook, Mozilla dan banyak lagi sedang bersiap-siap untuk undang-undang privasi Uni Eropa baru yang akan memberikan konsumen kontrol yang diperluas atas data pribadi.
Undang-undang tersebut adalah Peraturan Perlindungan Data Umum atau GDPR dan mulai berlaku di seluruh Uni Eropa mulai 25 Mei. Peraturan baru ini diatur untuk mengubah apa yang dapat dilakukan perusahaan dengan data konsumen.
Perusahaan akan memiliki kontrol terbatas atas data pengguna
Pelanggan akan mendapatkan kontrol lebih besar atas data mereka dan juga kesempatan untuk mengetahui informasi sebenarnya yang dimiliki perusahaan tentang mereka.
GDPR juga akan menampilkan “hak untuk dilupakan” yang pada dasarnya berarti bahwa konsumen akan dapat memesan layanan web untuk menghapus informasi mereka atau berhenti membagikan data mereka dengan pihak ketiga. GDPR juga akan mewajibkan perusahaan teknologi untuk menawarkan kepada konsumen kemampuan untuk
mencabut persetujuan untuk memberikan data pribadi personal.Lebih banyak transparansi dari perusahaan teknologi
Peraturan baru ini juga akan melibatkan peningkatan transparansi dari perusahaan sehingga pengguna dapat mengetahui apa yang mereka lakukan dengan data mereka. Perusahaan teknologi harus lebih berhati-hati dalam membangun kepercayaan pelanggan. Pelanggaran aturan baru akan mengakibatkan denda besar, 4% dari pendapatan global perusahaan atau $ 24,6 juta.
Peraturan ini telah dipertimbangkan terutama setelah skandal data yang melibatkan perusahaan konsultan politik bernama Cambridge Analytica terkait dengan kampanye Presiden Trump 2016 yang memperoleh data pribadi dari sekitar 50 juta pengguna Facebook tidak tepat. Ini dipandang sebagai ancaman bagi demokrasi dan kebebasan individu.
- TERKAIT: 16 perangkat lunak privasi sumber terbuka terbaik untuk melindungi informasi pribadi
Kebijakan Facebook dan Mozilla berubah
Kembali pada bulan Januari, Facebook merilis prinsip privasi baru untuk memberi tahu penggunanya dengan lebih baik tentang operasi perusahaan yang melibatkan data pribadi. Setelah skandal Cambridge Analytica, perusahaan mengungkapkan bahwa mereka tidak lagi mengizinkan penggunaan data pihak ketiga untuk iklan bertarget.
Menurut Marshall Erwin, direktur kepercayaan dan keamanan Mozilla, perusahaan juga menulis ulang kebijakan privasinya untuk mempersiapkan rezim peraturan baru. Misalnya, Firefox hanya akan mengumpulkan jumlah minimal data pengguna.
Sebagian besar kritikus raksasa teknologi tidak sabar menunggu undang-undang UE mulai berlaku, dan mereka mendesak peraturan di AS untuk mempelajari ini untuk menyusun aturan privasi mereka sendiri sesegera mungkin.
CERITA TERKAIT UNTUK DIPERHATIKAN:
- Windows 10 Spring Creators Update (RS4) menghadirkan pengaturan privasi baru
- Huawei Matebook X Pro mengguncang webcam pop-up untuk meningkatkan privasi
- Firewall ini dapat memblokir pengenalan wajah yang melindungi privasi Anda